Skip to content

Misteri Arcopodo Gunung Semeru yang sangat Popular di kalangan pendaki

  • by
pos arcopodo

Arcopodo Gunung Semeru

Dua arca batu itu berdiri berdampingan dalam senyap hutan di ketinggian 3.002 meter di atas permukaan laut. Keduanya menghadap ke utara sehingga pandangan mata setiap orang yang menatapnya akan mengarah ke Mahameru. Inilah Arcopodo, arca pemujaan tertinggi di Pulau Jawa yang pernah dikabarkan hilang.

Siapapun yang pernah mendaki gunung Semeru pasti akan kenal dengan nama pos / jalur Arcopodo, yaitu pos / jalur terakhir sebelum menuju puncak Semeru. Gunung Mahameru atau Semeru adalah gunung tertinggi di tanah Jawa. Letaknya di provinsi Jawa Timur dan sampai sekarang menjadi favorit bagi pendaki-pendaki gunung di Indonesia yang memulai perjalanan dari arah Malang.

arcopodo semeru
arcopodo gunung semeru

Namun, bicara soal Arcopodo, tidak semua pendaki mengetahui dibalik legenda dan mistis yang dimilikinya. Arcopodo artinya adalah arca kembar. Dalam legenda mahameru diceritakan bahwa di tempat tersebut terdapat dua arca yang berdiri kembar. Pendirinya adalah prajurit dari jaman Kerajaan Majapahit. Adapun wujud bentuk Arca kembar tersebut yang yang satu masih utuh dan yang satunya tidak berkepala.

Dari ceritanya sendiri, konon Arcopodo sangat berkaitan erat dengan gunung Semeru yang dikenal luas sebagai tempatnya bersemayam para dewa. Mitosnya, keberadaan Arcopodo akan selalu menghadap ke puncak Mahameru yang diyakini orang-orang dahulu sebagai kuncennya gunung Mahameru dari segala bencana dan musibah.

Hanya saja keberadaan arca tersebut tidak dapat dilihat oleh sembarang orang. Hanya orang tertentu yang memiliki kelebihan yang bisa mengetahui keberadaan arca kembar tersebut. Sampai saat ini, tidak banyak para pendaki yang bisa mengetahui letak posisi Arcopodo yang sebenarnya. Kalaupun bisa melihatnya, pasti akan beragam versi terkait wujud arca kembar tersebut.

kalimati semeru
pos kalimati gunung semeru

Sebagian orang merasa melihat arca tersebut berdiri tegak namun sebagian lagi beranggapan bahwa arca itu duduk bersila. Lain cerita lagi terdapat beberapa pendaki yang sama-sama melihat namun sebagian melihatnya tanpa adanya kepala dan sebagian lainnya melihat arcopodo utuh lengkap dengan kepala layaknya arca pada situs-situs bersejarah khususnya peninggalan kebudayaan Hindu. Namun, itu hanyalah mitos, bebas dipercaya atau tidak.

Pencarian Arcopodo Yang Dijaga Para Dewa

Menurut sedikit cerita penjaga pos perizinan di Ranupane, dua arca kembar itu tersembunyi di sebuah tempat di ketinggian 3.092 mdpl. Untuk mencapai lokasi tersebut tidak mudah. Dari pos Arcopodo (2.903 mdpl) yang dikenal saat ini, pendaki masih harus naik lagi menuju arah puncak sampai di batas vegetasi.

Di batas itu pendaki harus berbelok ke arah timur dengan bentangan lembah bekas aliran lahar yang rapuh. Sekitar 20 menuju bawah terdapat jurang dalam seperti muara. Untuk itu pendaki harus dilengkapi peralatan secukupnya untuk menjejakkan kaki di tepi jurang agar tidak tergelincir.

Setelah bisa melewati tantangan yang pertama, pendaki akan dihadapkan dengan tantangan berikutnya; lembah lainnya yang lebih curam. Berada pada kondisi semacam ini pendaki harus cepat berpikir untuk memutuskan lanjut atau kembali. Karena keragu-raguan hanya akan membahayakan nyawa pendaki dalam kondisi semacam ini. Dan keputusan terbaik adalah terus berjalan menyusuri punggung tipis tebing yang menjulur di bawah rerimbun pohon cemara.

”Ini jalur orang tersesat. Korban biasanya hilang di sekitar sini ketika turun dari puncak. Dia berjalan menyimpang, menuruni lembah ini, begitu sampai di lembah ini, pendaki yang kelelahan biasanya sudah putus asa dan sulit mencari jalan kembali. Padahal, di bawah jurang sangat curam, yang terkenal adalah Blank 75,” kata Ningot selaku anggota SAR Lumajang.

Setelah melewati dua lembah lagi, pendaki baru bisa mencapai punggung tebing dan di lokasi itulah dua arca kembar berdiri di bawah rerimbun pohon cemara. Tempat dua arca kembar itu beratapkan seng yang sudah keropos dan lantainya terbuat dari keramik. Dari dulu, dua arca itu tak pernah dipindahkan kemana-mana dan masih menyertai Semeru. Adapun yang dipindah adalah pos Arcopodo yang sekarang dilewati oleh para pendaki. Dulu jalur pendakian melewati dua arca ini, tapi kemudian dipindah.

“Dulu jalan pendakian itu melewati dua arca itu, sekitar tahun 1979, jalurnya berubah dan tak lagi melewatinya,” kata Sumarto Pemangku Pura Mandaragiri di Senduro, Lumajang.

Adapun alasan pemindahan, Sumarto tidak mau mengungkapkan alasannya. Yang pasti jalur menuju Arcopodo begitu tersembunyi, seperti jalur yang dijaga oleh para dewa.

Sumber ulinulin

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *